Pendakian gunung Prau via pos pendakian patak banteng

Melakukan pendakian ke gunung Prau? Siapa yang tidak ingin, setidaknya itulah yang dilakukan oleh mimin Ruang Pendaki, ditengah kesibukan kerja, ingin sekali melakukan hoby perjalanan yang sudah lama tidak  dillakukan, perjalanan kali ini mimin lakukan ke gunung prau melalui pos patak banteng yang ada di kawasan dataran tinggi Dieng.

Kawasan dataran tinggi Dieng memang menyimpan pesona alam yang sangat indah dan layak untuk sobat kunjungi, kawasan yang terkenal dengan wisata danau tiga warna, candi arjuna serta kawah belerangnya ini ternyata mempunyai puncak pegunungan yang  bisa sobat jadikan agenda pendakian di sela-sela liburan ataupun ketika berakhir pekan. Gunung Prau bagi kalangan pendaki terkenal dengan viewnya yang menarik, bagaimana tidak kita dapat melihat sunrise dan melihat jajaran gunung Sindoro-Sumbing dengan jelas pada waktu pagi hari. Selain viewnya yang menarik terutama bagi bagi pendaki pemula, gunung prau juga mimin rekomendasikan karena medan yang tidak cukup sulit serta akses yang mudah untuk mencapai pos pendakiannya.

sumber : ig bang phai

Gunung Prau sendiri terletak di perbatasan 3 kabupaten, yakni kebupaten Wonosobo, kabupaten Batang serta kabupaten Kendal. Untuk menuju ke pos pendakian juga tidaklah sulit, sobat bisa menggunakan kendaraan pribadi baik itu motor ataupun mobil serta bagi sobat yang ingin menggunakan transportasi umum, sobat bisa memilih bus jurusan Wonosobo-Dieng sebagai transportasi menuju pos pendakian. Mimin sendiri memilih menggunakan sepeda motor menuju ke Dieng.

Kami berangkat dari Klaten, tempat tinggal kami jam 2 siang melalui jalur alternatif ke arah kecamatan Turi Kabupaten Sleman, dari kecamatan Turi kemudian dilanjutkan melewati jalan Magelang menuju ke arah Kabupaten Temanggung.  Dari Temanggung melalui parakan menuju ke Muntung serta melalui taman nasional gunung Sumbing. Bagi sobat yang berasal dari Yogyakarta, saya anjurkan melalui jalur ini karena lebih cepat sampai ke Dieng dibandingkan harus melewati kabupaten Wonosobo terlebih dahulu. Setelah melewati kebun teh tambi kita belok ke kanan menuju ke jalan raya Wonosobo-Dieng. untuk lebih mudahnya saya melampirkan peta yang bisa sobat jadikan referensi bila berangkat dari Yogyakarta atau Klaten.


Dari peta diatas mungkin sudah lumayan jelas, bila sobat akan ke Prau lebih dekat melewati temanggung tanpa harus memutar arah melewati kota Wonosobo terlebih dahulu
Pos pendakian   

Setelah melakukan perjalanan sekitar 5 jam ( termasuk istirahat ) saya dan kedua rekan saya yang mempunyai berinisial Bona dan Ari sampai di pos pendakian patak Banteng, meskipun harus mencari dahulu pos pendakian ini. Gunung Prau sendiri memiliki 3 jalur pendakian yakni :

  • Jalur pendakian Dieng Pos pendakian ini relatif mudah dijangkau, dari pertigaan Dieng plateu anda ambil kanan, tidak sampai 20 meter disebelah kiri jalan, anda akan menemukan posnya, menurut informasi yang diperoleh,bila sobat melaluipos ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai puncak dibandingkan melalui Patak Banteng
  • Jalur pendakian Patak Banteng Pos pendakian ini terletak di sebelah kanan jalan raya dieng wonosobo, kurang lebih 100 meter sebelum pertigaan dieng. Terletak di sebelah kanan jalan raya atau sebelah timur jalan. Perhatikan adanya gapura masuk pos pendakian gunung prau via patak banteng.
  • Jalur pendakian Kendal : Belum ada informasi yang bisa diperoleh


Kami bertiga dari awal memilih jalur pendakian Patak Banteng kerena menurut informasi yang kami dapat jalur ini mudah untuk dilalui dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke puncak. Sampai di pos kita beristirahat sejenak untuk beradaptasi dengan suhu yang cukup dingin. Pos Patak Banteng sendiri terdiri dari beberapa ruangan serta sebuah ruang seperti aula yang cukup untuk menampung banyak pendaki. Beberapa fasilitas di tempat ini diantaranya : mushola, kamar mandi, tempat penitipan barang seperti helm dan tempat penitipan motor. Selain itu di depan pos juga terdapat warung makan yang dapat sobat jadikan alternatif bila tidak membawa bekal makanan.


suasana di dalam pos pendakian pada malam hari
Jalur pendakian gunung Prau bila melalui Patak Banteng menuju ke puncak akan melalui 3 pos yaitu : pos pertama bernama sikut dewo, pos 2 canggal walangan sedangkan pos 3 pos cacingan. Waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak rata-rata memerlukan waktu 3 jam. 3 jam tersebut dalam keadaan jalan tidak terlalu cepat atau santai.


Basecamp menuju pos 1 sikut dewo


Setelah melakukan retribusi sebesar Rp.10.000; Kami bertiga berangkat, memulai perjalanan kita, start dari basecamp jam 8 malam. Kami sengaja melakukan pendakian pada malam hari, karena selain mendapatkan suasana tenang, juga tidak menyurutkan niatan kami karena bila kita sudah melihat track yang sulit serta jalan yang cukup menanjak, saya pribadi kadang menjadi ciut nyali dan berkecil hati. Hal ini tidak berlaku jika melakukan perjalanan pada malam hari  karena kita sedikit bisa melihat track yang ada di depan kita. Pada awalnya kita akan melalui anak tangga dan berjalan menyusuri rumah warga, setelah itu kita akan melalui anak tangga kurang lebih 50 meter sebelum masuk ke ladang penduduk. Nah masuk ke area ladang inilah jalan mulai menanjak. Jalan menanjak dengan kemiringan 20 derajat cukuplah untuk pemanasan, jalan yang kita lewati sampai pos 1 adalah jalan dari tanah dengan tatanan batu. Sebaiknya sobat menggunakan sepatu bila melewati medan seperti ini, bila menggunakan sandal gunung, mungkin akan terasa mudah capek. Menurut informasi dari petugas retribusi pos 1 hanyalah tanda berupa papan tanpa adanya sebuah bangunan. Bila sobat melewati jalanan dan mencapai sebuah pertigaan sobat dianjurkan untuk berbelok ke kiri, karena bila lurus maka akan masuk ke area ladang penduduk begitulah pesan dari petugas retribusi.

Oya selama perjalanan di pos 1, sobat akan menemukan beberapa warung makan yang menurut informasi buka dari pagi sampai sore hari. Adanya warung makan tentunya sangat membantu para penikmat alam yang ingin beristirahat sambil makan makanan yang dijajakan. Nah kira-kira setelah menempuh perjalanan kurang dari 30 menit kita sampai di pos 1. Pos 1 itu sendiri hanyalah sebuah area atau lebih tepatnya kita sebut jalan dengan adanya plakat di sebelah kanan. Nah di pos 1 inilah kami beristirahat sejenak, nafas  saya sudah sangat cepat dan saya sendiri takut akan merepotkan rekan saya oleh karena asma saya yang kambuh. Menurut informasi yang kami peroleh, bila sobat mendaki gunung Prau pada siang atau sore hari, penduduk sekitar menyediakan ojek motor sampai di pos 1 ini, dengan tarif kurang lebih 20 ribu rupiah, nah bagi sobat yang mempunyai uang saku banyak dan tidak ingin kecapekan bisa menggunakan jasa ojek ini.


Pos 1 menuju ke pos 2 canggal walangan


Setelah kurang lebih 10 menit beristirahat dan nafas sudah mulai teratur kami bertiga akhirnya melanjutkan perjalanan. Dari pos 1 kita berbelok ke kiri, memasuki ladang penduduk dengan menyusuri anak tangga dari tanah yang sengaja dibuat oleh warga sekitar. Medan yang dilalui masih tergolong ringan, bila sobat pernah mendaki gunung andong, medan yang dilalui hampir mirip, kita melewati area hutan yang didominasi oleh pohon pinus. Disini sobat disarankan menggunakan masker, karena jalan yang dilalui terbuat dari tanah dan bila musim kemarau akan sangat berdebu terutama bila kita bersamaan dengan banyak rombongan tentunya debu yang dihasilkan dari tapak kaki akan semakin bertambah. Dari pos 1 menuju ke pos 2 kita menempuh perjalanan sekitar 45 menit. Sebelum sampai di pos 2 sobat juga akan menemukan sebuah warung makan yang terbuat dari papan kayu dan berada di sisi kiri jalur pendakian. Letak pos 2 sendiri tidak jauh dari warung tersebut. Pos 2 adalah tempat yang tidak terlalu luas, tidak ada shelter ataupun pondokan di tempat ini. Sobat bisa mendirikan tenda di pos 2, tenda bisa didirikan di sebelah kanan pos karena mempunyai tempat yang cukup datar.

Dari pos 2 menuju ke pos 3, pos cacingan

Setelah beristirahat sebentar di pos 2, kita melanjutkan perjalanan ke pos 3. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 diawali dengan  jalanan yang menanjak serta minim bonus. Jalanan ini juga banyak terdapat batu dengan ukuran yang lumayan besar, nah jadi sobat harus berhati hati ketika mencari tempat pijakan, jangan sampai sobat memijak batu yang beresiko lepas dan mengenai rekan di belakangnya. Dengan medan yang seperti ini sekali lagi saya menyarankan untuk mengenakan sepatu. Karena meskipun tidak basah, medan sangat licin. Bila menggunakan sandal gunung, saya menyarankan sobat memakai kaos kaki sebagai pelindung. Selain untuk melindungi telapak kaki agar tidak kemasukan kerikil juga melindungi diri dari hawa dingin.

Saya melihat jam menunjukkan pukul setengah 11 malam, di perjalanan kami bertemu dengan beberapa rekan penikmat alam yang berasal dari tempat yang lumayan jauh, ada yang dari Bandung, Bogor, tangerang. Semuanya punya tujuan yang sama yakni dapat mencapai puncak dan turun dengan selamat. Jalur yang kita lalui ke pos 3 semakin ke atas semakin menanjak, namun jangan kawatir, atas kebaikan warga sekitar, di tempat-tempat yang kiranya sulit dilalui sudah disediakan tali untuk berpegangan, serta dibuatkan pegangan yang terbuat dari bambu. Hal yang sederhana tapi sangat menolong. Setelah kira-kira 1 jam perjalanan melewati jalanan yang cukup menguras tenaga kita sampailah di pos 3. Selama perjalanan ke pos 3, memang sobat harus fokus, jangan sampai kehilangan keseimbangan karena sibuk mengambil gambar. Pos 3 berupa sebuah tempat kecil yang bisa untuk mendirikan tenda, bisa menampung kurang lebih 3 tenda di tempat ini. Memang kurang pas rasanya untuk mendirikan tenda di tempat ini,  karena selain tempat ini kurang luas  juga banyaknya pohon yang menjulang tinggi jadi beresiko tumbang jika terjadi angin yang besar. Jadi kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan dan mendirikan tenda di puncak.

Pos 3 sampai puncak 

Hawa dingin dan gelapnya malam tidak menurunkan niat kami bertiga untuk sampai ke puncak. Kami melanjutkan perjalanan dengan melewati jalanan yang menanjak sedikit lebih ringan dibandingkan dengan jalan dari pos 2 menuju ke pos 3. Selama perjalanan puncak sobat tetap harus berhati-hati karena tidak ada pegangan ditambah dengan rimbunnya jalur yang membuat kita harus memiliki perhatian yang ekstra. Meskipun tempat ini jauh dari pemukiman penduduk namun, suara music dari pemukiman penduduk masih terdengar sampai di tempat ini, gak kebayang sagede apa speaker yang dipakai. Dari pos 3 menuju ke puncak kita memerlukan waktu sekitar 30 menit perjalanan, lebih cepat daripada perkiraan kita yakni 45 menit perjalanan.

Jam 23:00 setelah melewati rimbunan vegetasi serta track yang cukup landai sampailah kita di puncak. Kita sendiri masih belum percaya bila kita sudah sampai puncak, karena singkatnya perjalanan daripos 3 sampai tempat dimana kita berada. Setelah bertanya dan memastikan salah satu penikmat alam rombongan dari Bandung, kita memang sudah sampai di puncak, agak konyol memang. Sampai di puncak kita bergegas mendirikan tenda, memasak air dan makan bekal yang kita bawa dari bawah serta beristirahat untuk menunggu sunrise yang akan datang.

Kawasan puncak gunung prau menjadi tempat yang sangat ideal bagi pendaki untuk dapat mendirikan tenda dibandingkan dengan pos yang sebelumnya kita lewati. Ada kurang lebih 3 area yang cukup landai yang dapat menjadi tempat bagi sobat untuk mendirikan tenda disini. Tiap area bisa menampung kurang lebih 10 tenda, jadi cukuplah kawasan puncak ini menampung 30 tenda. Setelah makan makanan yang kami bawa dari bawah, kita beristirahat dengan tidak lupa menyalakan alarm yang kita set secara bersama pada pukul 04:30 untuk melihat datangnya sunrise terbaik di kawasan dataran tinggi Dieng.

Golden sunrise

Alarm tepat menunjukkan pukul 04;30, sayup-sayup terdengar beberapa orag dari tenda lainnya yang sudah bangun. Kami bertiga masih merasa kelelahan untuk beranjak dari tempat tidur kami. Rasa lelah ditambah udara dingin melengkapi  alasan kami untuk tidak beranjak keluar dari tenda. Saya hanya keluar melongok kearah luar tenda, melihat sang surya belum nampak dari ufuk timur karena masih terhalang oleh mendung. Kami melanjutkan tidur kami untuk beberapa menit. Barulah 30 menit kemudian kami benar-benar bangun, memang proses booting terasa lebih lama dibandingkan dengan biasanya. Saya melihat ke arah luar tenda, ternyata sinar orange sudah Nampak dari ufuk timur, dan disebelah selatan tenda kami sudah Nampak beberapa pendaki keluar untuk tidak melewatkan moment yang ada, yakni berburu sunsite. Kami pun tidak ketinggalan untuk melewatkan momen itu, setelah menghabiskan kopi dingin yang saya buat semalam, saya keluar tenda dan mengabadikan beberapa foto pemandangan terbaik yang saya dapatkan di puncak gunung Prau.







Sesuai dengan informasi yang saya peroleh dari beberapa sumber di internet, di gunung Prau kita dapat melihat beberapa gunung berjajar dalam satu barisan, kita dapat melihat gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, Merbabu dalam satu barisan. Sayang saya tidak bisa mengabadikan moment itu dengan kemera digital yang biasa saya bawa karena ternyata tertinggal di jok motor saya, agak kecewa memang, namun hasil jepretan smartphone kesayangan saya redmi 2, sedikit mengobati kekecewaan saya.



Bagi sobat yang penasaran akan bukit teletubies, di gunung Prau memang ada beberapa bukit yang mirip dengan bukit dimana teletubies bermain lengkap dengan bunga-bunganya, setidaknya ada 2 bukit yang menurut saya mirip dengan tempat yang disebutkan, letak bukit tepat berada di sebelah timur tempat kami mendirikan tenda.


Setelah puas berfoto-foto mengabadikan golden sunrise, kita bertiga menyusuri bagian barat bukit, penasaran akan pemandangan yang dapat dilihat dari sana. Tidak sampai 100 meter dari tempat kita membuat tenda, sisi bagian barat bukit menawarkan pemandangan yang tak kalah indah, kita dapat melihat dataran tinggi dieng dari kejauhan, Nampak pula beberapa tempat wisata andalannya, yakni candi Arjuna, telaga warna, serta kawah belerangnya yang terlihat mengepul dengan asap putihnya.



sisi barat tempat camping yang menjadi tujuan kami

kawah belerang
Dari atas memang ada 2 titik yang mengeluarkan asap putih, kami tidak tahu 1 tempat lagi yang mengeluarkan asap selain kawah belerang. Di titik inilah tempat dimana sinyal beberapa provider dapat muncul, bahkan sinyal dari Telk*msel full HSDPA. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 08:00, setelah beristirahat sejenak di tempat ini, kami kembali ke tempat camp kami.

Pesona bunga daisi


Kami sengaja menyusuri tepi utara camping ground, nah di tempat inilah kami dapat melihat bunga daisi yang bermekaran. Bunga kecil ini banyak dijumpai disisi utara camping ground serta bagian timur tempat kami camping. Kami sadar bahwa bunga ini tentunya tidaklah tumbuh dengan sendirinya namun masyarakat sekitar yang sengaja menanamnya sehingga tumbuh dengan rapi, terutama pada bagian sisi bukit teletubies, keindahan bungan daisi sempat kami abadikan melalui kamera ponsel kami. Ingat ya sobat, tetap jaga kelestarian alam, jangan merusak keindahan alam di sekitar sobat hanya untuk keegoisan kita dengan selfie meninjak-injak atau bahkan meniduri bunga yang tumbuh.


Disini kita dapat melihat siapa yang benar-benar pecinta alam dengan orang yang mengaku pecinta alam namun sejatinya belum memiliki kesadaran terhadap kelestarian alam. Mungkin beberapa ada yang bilang, Cuma menginjak beberapa bunga saja, itu hal yang tidak seberapa, karena area yang luas dan bunganya banyak. Bisa dibayangkan saja bila ada 1000 orang pendaki yang berfikiran seperti itu, saya yakin tidak sampai 1 bulan kawasan yang ditumbuhi bunga tersebut akan rusak. Saya pribadi percaya, sobat disini cukup dewasa dan tidak akan melakukan tindakan seperti itu . Jam 08:30 kami sampai di tempat kita mendirikan tenda, kita bertiga sepakat akan turun jam 10:30 Sisa waktu yang ada kami manfaatkan untuk membuat sarapan serta beristirahat.

Perjalanan pulang

Tepat jam 09:30 kami bangun dari tidur, kami membereskan perlengkapan yang ada, melipat tenda serta mengumpulkan sampah dari tempat itu untuk dibawa turun. Tidak lupa kami berfoto dulu di puncak gunung Prau dengan meminta tolong salah satu pendaki yang baik hati untuk mengabadikan gambar kami di puncak. Perjalanan turunpun dimulai, rute yang semalam tidak jelas kini dapat terlihat. Ternyata rute yang kita lewati semalam cukuplah terjal. Saya sendiri baru bisa melampirkan gambar jalur pendakian yang sobat akan temui bila mengunjungi gunung Prau melalui jalur Patak Banteng.

Diperjalanan pulang, kami menemui banyak pula pendaki yang baru melakukan perjalanan ke puncak. Perjalanan turun tidak kalah serunya, karena medan yang dilalui bertambah licin akibat gerimis yang mengguyur semalam. Di perjalanan turun kita bertemu dengan bapak-bapak pekerja yang sedang mendirikan pondokan di puncak. Agaknya akan dibuat sebuah tempat entah itu warung makan atau sekedar pondokan tempat beristirahat, saya sendiri enggan untuk bertanya karena langkah mereka sangat cepat, dan saya sangat kagum kerena beberapa dari mereka hanya menggunakan sandal jepit untuk mengalasi kaki dalam perjalanan sampai ke puncak :D




Perjalanan turun lebih cepat dibandingkan perjalanan waktu awal naik, mungkin semua akan mengalami hal yang sama, namun kaki lebih cepat  terasa lebih pegal karena menumpu beban. Kita melewati pos demi pos hingga melewati warung makan diantara pos 2-pos 1. Benar saja  warung pada siang hari itu buka dan banyak juga pendaki yang memanfaatkannya sekedar beristirahat sambil makan makanan yang dijajakan. Kami meneruskan perjalanan kami hingga sampai di base camp pukul 13:00. 

Dari perjalanan yang kami lakukan dapat kita simpulkan. Perjalanan menuju puncak Prau melalui jalur pendakian Patak Banteng kami rasa tidak terlalu sulit. Bagi sobat pendaki pemula, gunung Prau dapat dijadikan alternatif tujuan sebelum sobat melakukan pendakian ke gunung-gunung yang lebih tinggi dan dengan medan yang lebih sulit. Meskipun tidak terlalu sulit sebaiknya sobat tetap harus mempersiapkan baik itu fisik maupun peralatan dengan matang.

Tetap jaga perilaku dan tutur kata sobat, serta taatilah peraturan yang berlaku. Bawalah sampah anda turun karena gunung bukanlah tempat sampah. Mari kita jaga kelestarian alam di bumi pertiwi ini untuk generasi  mendatang, agar mereka juga dapat menikmati keindahan alam Indonesia. Salam.



Sobat punya pengalaman seru tentang pendakian ? kirim pengalamanmu ke contac kami. Pastinya ceritamu dapat bermanfaat bagi rekan-rekan penikmat alam di Indonesia.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pendakian gunung Prau via pos pendakian patak banteng "

Post a Comment