Mendaki gunung adalah salah satu dari beberapa hobi yang terbilang hobi yang cukup mengeluarkan biaya dan beresiko. Saya bisa mengatakan seperti itu, karena mendaki gunung, selain membutuhan fisik yang kuat tentunya juga harus ditunjang dengan peralatan lainnya yang di total bisa mencapai jutaan rupiah. Sebut saja sebuah carrier, carrier dengan buatan lokal paling murah mempunyai harga rata-rata berkisar antara 250 ribu sampai 300 ribuan. Sepatu gunung produk lokal dapat kita peroleh dengan harga berkisar 100 ribu sampai 200 ribuan. Kedua barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok bagi pendaki gunung. Belum lagi ditambah dengan biaya peralatan lainnya misalkan slepping bag, jacket gunung, matras, peralatan memasak dan lain-lainnya tentu tidak cukup dengan biaya yang sedikit. Biaya tersebut belum lagi ditambah dengan biaya akomodasi, transportasi untuk menuju ke gunung yang menjadi gunung tujuan pendakian. Beruntunglah bila anda tinggal di daerah yang mempunyai kawasan gunung yang letaknya saling berdekatan dan tidak memerlukan biaya mahal untuk dapat menyambanginya. Namun bagi orang yang tinggal di daerah yang jauh tentunya hal ini bisa menjadi kendala karena harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk dapat sampai ke tempat tujuan.
Add caption |
Biaya yang cukup mahal tersebut belum lagi ditambah resiko-resiko yang dapat terjadi pada diri kita ketika sedang melakukan perjalanan di gunung yang kita singgahi. Dimulai yang paling ringan yaitu terjadinya lecet-lecet di kaki karena terkena ranting-ranting pohon ataupun karena sepatu gunung kita yang ukuran dan desainnya tidak pas terhadap kaki kita, hingga resiko kematian yang sering kita dengar melalui berita di surat kabar maupun media internet. Meskipun setiap hobi mempunyai resiko, namun mendaki gunung akan mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan dengan hobi-hobi lainnya. Lantas apakah yang menjadi alasan orang mendaki gunung? Bukanlah masih ada hobi lain yang mempunyai biaya yang lebih murah dan resiko yang lebih kecil dibandingkan harus mendaki gunung ?. Cukup sulit menjawab pertanyaan ini, karena setiap orang mempunyai alasan-alasan pribadi yang akan berbeda. Namun saya akan mencoba menjawab beberapa alasan orang rela menghabiskan baik itu waktu, tenaga maupun biaya untuk dapat mendaki gunung. Berikut ulasannya :
Mendaki gunung sebagai sarana menenangkan dan merefleksikan diri
Salah satu alasan mengapa orang mendaki gunung adalah sebagai sarana refresing. Setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk sekedar menghibur dirinya. Dari hal yang sederhana seperti menonton televisi, travelling untuk mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah, menyalurkan hobinya dalam hal fotografi, berkebun serta banyak hal lainnya. Loh kenapa harus mendaki gunung ? bukannya hal itu melelahkan ? Nah kembali ke pribadi masing-masing, minat dan kepuasan orang berbeda-beda, seorang yang suka di bidang fotografi akan puas dengan hasil fotonya yang unik dengan proporsi yang baik, seorang yang mempunyai hobi mendaki gunung salah satu kepuasannya adalah dapat mencapai puncak gunung yang menjadi tempat tujuannya mendaki. Kepuasan seseorang tidak dapat kita samakan bukan ??
Belajar mengenali diri sendiri
Gunung memberikan ketenangan pada kita ketika kita menyinggahinya. Hal ini dapat membantu kita kembali merefleksikan perjalanan kehidupan kita kita di dunia ini. Medan yang tidak mudah mengajarkan kita bahwa hidup ini memang berat namun kita harus sukacita dalam menjalaninya karena dibalik hidup yang berat akan ada penghiburan dalam setiap kesulitan yang kita hadapi. Gunung juga dapat mengajarkan untuk dapat mengukur kemampuan diri kita sendiri.
Dapat belajar untuk lebih teliti
Dengan mendaki gunung dapat membantu kita untuk lebih jeli dan teliti, sebagai contoh ketika mendaki gunung tentunya kita akan membutuhkan berbagai macam peralatan pendakian yang harus kita bawa. Setidaknya ada 25 barang yang harus kamu bawa saat mendaki gunung. Kenapa kita harus teliti, agar peralatan tersebut tidak lupa kita bawa. Karena bila salah satu dari peralatan tersebut tertinggal, tentunya perjalanan pendakian kita akan terganggu. Sebagai contoh kita lupa membawa senter dalam perjalanan, hal tersebut akan mengganggu kita ketika perjalanan pada malam hari sehingga bilamana melintasi trek yang sulit akan membuat kita beresiko jatuh karena kita tidak dapat melihat trek akibat kita lupa membawa senter untuk penerangan.
Belajar untuk bertanggung jawab
Tanggung jawab disini bukan hanya tanggung jawab terhadap diri sendiri, namun juga tanggung jawab kepada rekan lainnya dalam kelompok pendakian. Bila kamu mengajak rekanmu untuk mendaki gunung, selain mengubungi yang bersangkutan, ada baiknya kamu juga berpamitan kepada orang tua rekanmu, nah seringkali orang tua mempercayakan anaknya kepada kita. Nitip �Watik ya dek Wahyu� kata-kata sederhana tersebut adalah tanda bahwa kamu dipercaya dan diberitanggung jawab dari orang tua kepada untuk menjaga anaknya selamat sampai dengan kepulangannya. Selain tanggung jawab, keselamatan kelompok bukan hanya dipegang oleh seorang leader perjalanan saja, namun juga setiap anggota kelompok.
Mendaki gunung dapat membantu kita belajar untuk tolong menolong
Manusia diciptakan sebagai seorang yang dapat hidup sendiri atau menurut Aristoteles manusia disebut makluk soasial �zoon politicon� Dalam hal mendaki gunung seringkali kita membutuhkan bantuan orang lain. Sebagai contoh ketika kita harus bertanya letak jalur pendakian kepada orang lain yang belum kita kenal, ataupun ketika kita harus meminta sedikit air dari pendaki lain karena air yang kita bawa habis. Masih banyak hal-hal lainnya dalam kegiatan pendakian yang mengharuskan kita untuk saling membantu di dalam sebuah tim.
Mendaki sebagai sarana untuk aktualisasi diri
Pengalaman saya pribadi ketika duduk di bangku SMU. Dalam mengisi kegiatan extrakulikuler yang diwajibkan dari pihak sekolahan, rekan-rekan dekat saya rata-rata memilih extrakulikuler olahraga basket. Bagaimana dengan saya yang tidak mempunyai ketertarikan sama sekali di bidang olahraga? Oleh karena itu saya memilih kegiatan pecinta alam yang saat itu kegiatan utamanya yakni susur pantai dan mendaki gunung. Mengapa saya memilih masuk pecinta alam? Kerena mendaki gunung pada waktu itu dapat menjadi agenda rutin bagi organisasi kepecinta alaman yang saya ikuti. Selain karena saya hobi berpetualang, kegiatan tersebut dapat menjadi sarana sebagai tempat beraktualisasi diri kita, tempat dimana kita dapat menunjukkan bahwa diri kita ada dan diakui orang lain tanpa ada unsur paksaan dari pihak lain.
Mendaki gunung menanamkan rasa cinta kita terhadap tanah air
Pernah menonton film 5 cm bukan ? film yang menceritakan sekelompok anak muda ini berkisah tentang perjalannya mencapai puncak tertinggi di pulau Jawa yakni gunung Semeru. Film ini menuai beberapa kritikan terutama di kalangan pendaki gunung dan beberapa komunitas pecinta lingkungan karena gaya berbusana yang mereka kenakan saat mendaki gunung semeru, dirasa tidak safety dan diikuti oleh beberapa orang untuk mendaki gunung. Namun kita dapat mengambil hikmah atau pembelajaran dari film tersebut. Nilai positif dari film tersebut ditunjukkan oleh pemeran igor, dimana ia berubah pikiran untuk membatalkan kelanjutan pendidikannya di luar negeri setelah ia mendaki gunung Semeru. Selain karena dia ingin dekat dengan sahabat-sahabatnya di Indonesia, dia menunjukkan kecintaannya kepada bumi pertiwi Indonesia �enakan di Indonesia, dari lahir gue disini, gue makai airnya, gue makai tanahnya, masak tidak ada terimakasihnya�. Sepenggal kalimat yang mengungkapkan seseorang yang sadar, bahwa kita banyak berhutang budi di bumi pertiwi ini. Dan menjadi keharusan bagi kita untuk menjaga kedaulatan bangsa serta keutuhan Indonesia untuk generasi kita yang akan datang.
Belajar mandiri
Bilamana anda melakukan perjalanan mendaki suatu gunung, sebagian besar tentunya tidak didampingi oleh orang tua, terkecuali bila orang tuamu juga seorang yang suka dengan kegiatan alam. Namun saya yakin rata-rata mendaki gunung tanpa disertai orang tua. Hal inilah yang dapat melatihmu untuk belajar mandiri. Dimulai dengan mempersiapkan alat, menyiapkan transportasi hingga pelaksanaannya akan kamu lakukan sendiri bersama dengan rekan-rekanmu tanpa bantuan dari orang tua. Hal ini pulalah yang menjadi kesempatanmu untuk membuktikan bahwa kamu dapat hidup secara mandiri meskipun hal tersebut merupakan hal yang kecil, hal yang besar dapat dimulai dari hal-hal yang kecil bukan ?
Mengajarkan kita menghargai proses
Dengan mendaki gunung dapat mengajarkan kita bahwa perlunya sebuah proses untuk mencapai suatu tujuan. Seorang pendaki tidak akan mungkin langsung mencapai puncak tanpa harus melewati perjalanan yang cukup panjang. Hal itu dapat menjadi pelajaran bagi kita terutama bagi kehidupan pribadi kita, dimana jika kita mempunyai suatu cita-cita yang layak untuk kita perjuangkan, kita harus berusaha keras dan harus melalui proses yang mungkin bagi kita tidak mudah. Nikmatilah proses yang ada, karena suatu saat kamu akan merindukan proses yang pernah kamu jalani.
Berlatih percaya diri dan menghargai kesempatan yang ada
Hal ini saya alami ketika mengajak rekan saya mendaki untuk yang pertama kali di salah satu gunung yang berada di Jawa tengah. Dimana pada saat itu rekan saya sudah tidak percaya diri dari awal perjalanan. Pos demi pos di jalur pendakian sudah kami lalui bersama. Di pos terakhir sebelum puncak dia mengaku capek dan hanya ingin tinggal di pos saja. Saya memotivasinya, memberitahunya bahwa kesempatan tidak datang untuk yang kedua kali, mungkin hanya pada kesempatan itulah kesempatan baginya untuk dapat menginjakkan kaki di salah satu puncak gunung selama hidupnya. Dan ternyata rekan saya mau untuk melanjutkan perjalanan serta dapat mencapai puncak dan pulang dengan selamat. Dengan bangga dia menceritakan pengalamannya mencapai puncak gunung. Dari cerita tersebut, kita dapat mengambil pembelajaran bahwa perlunya membangun motivasi dan percaya diri terhadap diri kita sendiri untuk dapat mengambil kesempatan hidup yang tidak akan datang untuk yang kedua kalinya.
Mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur
Dengan mendaki gunung, dapat mengajarkan kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan. Kita dapat menikmati keindahan alam di gunung yang kita kunjungi. Disisi lain ada saudara-saudara kita yang bernasib kurang beruntung karena terlahir dengan kondisi kurang sempurna yang mengakibatkannya terbatas dalam melakukan aktifitas sehari-hari atau kepada saudara kita yang mengalami kondisi sakit dan harus tirah baring. Beruntunglah kita yang terlahir dengan kondisi anggota tubuh lengkap dan selalu diberi kesehatan, sehingga kita beroleh kesempatan untuk menikmati keindahan gunung di bumi pertiwi Indonesia
Mendaki gunung sebagai sarana untuk memanjatkan doa dan permohonan
sumber : Ig pendaki cantik |
Sebuah pengalaman saya ketika saya mendaki gunung lawu di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur bertemu dengan sebuah keluarga yang terdiri dari suami isteri yang cukup berumur mendaki bersama anak puteri mereka. Karena hal tersebut jarang saya temui saya akhirnya memberanikan diri bertanya kepada mereka alasan mereka mendaki gunung. Alasan mereka untuk melakukan perjalanan panjang dengan mendaki gunung tidaklah lain sabagai sarana memanjatkan permohonan mereka agar anak puteri mereka diterima di salah satu fakultas sebuah universitas negeri di Solo yang selama ini menjadi cita-citanya. Pada jaman dahulu mendaki gunung dalam masyarakat Jawa biasa menjadi ritual untuk melakukan laku prihatin. Dahulu gunung dijadikan tempat untuk bersembahyang guna mendekatkan diri kepada sang pencipta. Oleh karenanya beberapa gunung di Indonesia sampai saat ini masih disakralkan oleh masyarakat sekitar, sebagai contoh gunung Lawu dan gunung Merapi.
Mendaki gunung mengajarkan kita untuk mengalahkan ego dan berdamai dengan keadaan
Sebagian besar tujuan dari seorang pendaki adalah mencapai puncak gunung, meskipun ada juga pendaki yang hanya sekedar ingin mendaki menikmati keindahan alam tanpa harus mencapai puncak. Bagi orang-orang yang berambisi ke puncak gunung, seringkali dihadapkan dengan suatu kondisi dimana kita tidak dapat mencapai puncak, misalkan karena ada anggota kelompok yang sakit, kecapekan ataupun karena factor alam misalkan cuaca badai. Disitulah kita harus dapat menerima kondisi dengan lapang dada dan harus berdamai dengan keadaan yang ada. Menunda segala ego kita demi keselamatan bersama anggota kelompok pendakian.
Dengan mendaki melatih fisik kita menjadi lebih kuat
Mendaki gunung selain membuat kita menjadi lebih mandiri juga dapat sebagai sarana untuk melatih fisik kita menjadi lebih kuat. Selain dari mendaki gunung yang pertama adalah dapat meningkatkan kapasitas kerja dari jantung dan paru-paru. Dengan kata lain, mendaki gunung dapat memperkuat jantung dan paru-paru kita. Hal ini disebabkan oleh kegiatan mendaki gunung yang membutuhkan tenaga yang besar, yang akan membentuk kekuatan dari jantung dan paru-paru.
Mendaki gunung membuat relasi kita lebih banyak
Anda dapat bergabung dengan komunitas dan mengikuti kegiatan yang ada sehingga relasi anda akan bertambah. Dengan begitu anda akan mendapatkan kenalan dan rekan-rekan yang baru di dalam hidup anda. Bahkan ada pula yang sampai ke jenjang pernikahan, karena bermula dari sekedar hobi.
Nah itulah alasan-alasan anda harus mendaki gunung minimal sekali dalam seumur hidup anda�semoga artikel ini bermanfaat. Salam
0 Response to "15 alasan kamu harus mendaki gunung minimal sekali dalam seumur hidup"
Post a Comment